Ahad (02/10/2022) khataman pembinaan metodologi pengajaran Al-Qur’an Metode Al-Bayan Lil Muslimin yang dilaksanakan atas kerjasama DPC FKPQ Kota Malang dengan pengurus Pusat Al-Bayan di Mushalla Al-Ishlah Balearjosari telah berlangsung dengan lancar dan penuh hikmat.
Pembinaan Metodologi ini pertama kali di Masjid Nur Muhammad Balearjosari pada bulan November 2021 dengan peserta kurang lebih 102 ustadz/ah. Dengan minat dan semangat peserta yang begitu tinggi, pelaksanaan metodologipun disepakati bergiliran antar TPQ dengan waktu pertemuan 2 (dua) minggu sekali, harapanya dengan pertemuan rutin akan memperkuat tali shilaturohim antar Lembaga dan tumbuh ikatan ukhuwah qur’aniyah yang lebih kuat antar ustadz/ah.
Seiring berjalanya waktu, peserta pembinaan metodologi semakin berkurang, surut dan tinggal beberapa ustadz/ah yang masih bersemangat dan istiqomah belajar mendalami metodologi pengajaran Al-Qur’an. Melihat kondisi demikian DPC FKPQ dan semua peserta yang hadir mengevaluasi diri dan bersepakat untuk dilaksanakan di satu tempat, yakni Mushalla Al-Ishlah agar mempermudah peserta saat mencari tempat pembinaan.
Ustadzah Maisarah, salah satu pengajar LPQ Mushallah Al-Ishlah Balearjosari menyampaikan disela-sela diskusi setelah pembinaan, “Pada awalnya merasa kurang percaya diri ditempati pembinaan rutin, mengingat Mushallanya kecil dan jumlah santrinya tidak teralalu banyak. Alhamdulillah ustadz, akhirnya pembinaan selesai juga. Kegiatan berjalan dengan lancar dan sukses selama kurang lebih 11 (sebelas) bulan, tapi kok malah merasa masih bodoh dan ingin terus belajar Al-Qur’an”, terangnya.
“Adanya rasa ingin belajar dan belajar. Kemudian tumbuh dalam diri merasa bertambah kurang dan selalu ingin menambah ilmu menunjukkan bahwa pembinaan ini berlangsung dengan sukses, terbukti muncul dalam diri peserta rasa ingin selalu belajar dan mendalami ilmu Al-Qur’an’, jelas Ustadz Zain Fuad ketua DPC FKPQ kota Malang saat memberikan sambutan.
Ustadz Zain menambahkan, “walaupun awalnya masih ragu apakah pelaksanaan pembinaan akan mampu dilaksanakan dengan istiqomah mengingat peserta yang semakin berkurang, tentu pendanaan kegiatan juga akan semakin bertambah membengkak, tapi alhamdulillah ternyata tuntas juga. Ini menunjukkan keistimewaan guru ngaji. Dan mushalla Al-ishlah ini menjadi saksi”.
Sebelum kyai Muslimin selaku Muallif Al-bayan menyerahkan Syahadah pada peserta, beliau berpesan 2 (dua) hal, pertama, Jadilah guru ngaji yang merasa kurang dalam menuntut ilmu agar tumbuh dalam diri untuk selalu ingin belajar (mengaji), sehingga tetap semangat menambah ilmu walau sudah menjadi pengajar Al-Qur’an. Kedua, tetaplah istiqomah bermushafahah atau face to face mengaji kepada guru atau kyai agar tetap terjalin hubungan shilaturohim dan memantapkan ilmu yang sudah didapat.
Pembinaan guru Ngaji di Mushalla Al-Ishlah Balearjosari Blimbing menjadi titik awal bersejarah bagi guru ngaji yang ingin tetap menambah ilmu dan Allah swt menunjukkan keberkahan guru ngaji dengan dicukupi segala kebutuhan, keraguanya hilang, dan semakin semangat mempraktikan ilmu di LPQ masing-masing.
Semoga semua dicatat menjadi Umat terbaik, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. Sebaik-baik diantara kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkanya”. Amiin.