اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ. الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلَ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ. قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
Allahuakbar 3x walillaahil Hamd.
Jama’ah Sholat Idul Adha yang dirahmati Allah swt.
Alhamdulilllahi Robiil ‘alamiin, syukur Alhamdulillah wajib kita haturkan pada Allah swt. Yang telah memberikan kita anugrah Kesehatan sehingga pada hari ini kita Bersama bisa melaksanakan ibadah sholat idul adha tanpa halangan suatu apapun,dan kita juga senantiasa melantunkan puji syukur sampai detik ini kita masih diberikan kesempatan oleh Allah swt menghirup udara didunia ini sehingga kita senantiasa mampu melantunkan takbir, tahmid dan tahlil untuk menambah pahala dan rasa cinta kita kepada Allah swt.
Alloohu Akbar, Allohu Akbar, Allohu akbar Walillaahil Hamd.
Ma’syirol Muslimin Rahimakumulllah
Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat manusia terdiri dari 4 prinsip pokok, yakni Aqidah, Syariah, Akhlaqul karimah dan Kisah-kisah. Adanya Kisah-kisah didalam Al-Qur’an merupakan bagian dari penguat ajaran-ajaran (prinsip) yang ada didalam Al-Qur’an yang meliputi (Aqidah, Syariah dan Akhlaqul Karimah).
Dari Kisah-kisah, Allah swt ingin memberikan tauladan melalui insan-insan pilihan (figure) yang kita kenal dengan para nabi dan rasul, yang berjumlah 124.000, dan wajib bagi kita mengetahui jumlahnya hanya sejumlah 25. Dari jumlah 25 tersebut kemudian Allah swt memilih hanya menjadi 5 nabi dan rasul, nabi pilihan ini memiliki sepesifikasi dan karakter khusus yang disebut dengan Ulul Azmi, Yakni Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Nabi Muhammad saw.
Allahuakbar 3x walillaahil Hamd.
Jama’ah Sholat Idul Adha yang dirahmati Allah swt.
Dari kelima nabi yang terpilih Allah swt memilih kembali menjadi hanya 2 (dua) nabi dan rasul, yakni Nabiyullah Ibrahim as dan Nabiyullah Muhammad saw. Nabi Ibrahim memiliki julukan Kholilullah dan Nabi Muhammad saw mendapatkan Habibullah, keduanya merupa makhluq yang dicintai Allah swt.
Lantas apa yang membedakan antara Nabi Muhammad dengan Nabi Ibrahim as? Nabi Muhammad merupakan Sayyidil Mursalin, pemimpin para rasul sedangkan Nabi Ibrahim merupakan pemimpin seluruh umat manusia. Sebagaimana Allah swt berfirman
وَاِذِ ابۡتَلٰٓى اِبۡرٰهٖمَ رَبُّهٗ بِكَلِمٰتٍ فَاَتَمَّهُنَّ ؕ قَالَ اِنِّىۡ جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ اِمَامًا ؕ قَالَ وَمِنۡ ذُرِّيَّتِىۡ ؕ قَالَ لَا يَنَالُ عَهۡدِى الظّٰلِمِيۡنَ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah berfirman, “(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zhalim.
Dari ayat tersebut, maka tidak heran orang-orang yahudi dan nasroni pun mengklaim bahwa Nabi Ibrahim juga merupakan pemimpin, nabi mereka sedangkan mereka tidak mengakui Nabi Muhammad sebagai nabi penerus ajaran yang dibawa nabi Ibrahim as.yakni membawa agama yang lurus (Islam), padahal sesungguhnya Nabi Ibrahim bukanlah orang Yahudi dan Nasrani.
مَاكَانَ اِبْرٰهِيْمُ يَهُوْدِيًّا وَّلَا نَصْرَانِيًّا وَّلٰكِنْ كَانَ حَنِيْفًا مُّسْلِمًاۗ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Nabi Ibrahim as sebagai pemimpin umat manusia, yang menjadi insan terbaik dan menjadi tauladan bagi umat manusia telah melatakkan dasar-dasar kemanusiaan yakni dengan senantiasa ta’at kepada Allah swt sekaligus pasrah secara total kepada Allah swt dalam melaksanakan apa yang sudah ditentukan Allah swt.
Jama’ah Sholat Idul Adha yang dirahmati Allah swt.
Allahuakbar 3x walillaahil Hamd.
Berbagai peristiwa besar yang sampai saat ini dijalankan oleh syariat nabi Muhammad saw merupakan syariat yang sudah menjadi amaliyah Nabiyullah Ibrahim yang sekaligus saat itu menjadi ujian berat bagi beliau, yakni pelaksanaan ibadah haji, qurban, khitan dan membina keluarga Bahagia yang sholih.
Dari berbagai ujian yang berhasil beliau jalani itulah Allah swt telah memberikan anugrah keturunan yang diberkahi dan sholih yakni telah lahir para nabi dari rasul dari keturunan beliau, dari jumlah 25 nabi dan rasul, ada 19 Nabi yang merupakan keturunan dari Nabiyullah Ibrahim as. Termasuk Nabi Muhammad saw.
Allahuakbar 3x walillaahil Hamd.
Jama’ah Sholat Idul Adha yang dirahmati Allah swt.
Lantas apa rahasia keberhasilan beliau menjalankan berbagai ujian?
Kunci dari keberhasilan Nabi Ibrahim dalam menjalankan ujian dari Allah swt sehingga beliau menjadi insan terbaik, pemimpin seluruh umat manusia tiada lain diawali dari keluarga, keluarga yang dibekali dengan Aqidah (tauhid) yang kuat.
(Berbagai ujian yang dari Allah semua diawali dari keluarga dan atas dukungan keluarga, beliau mampu melaluinya),
Nabi Ibrahim diuji tidak memiliki keturunan selama kurang lebih 86 tahun, saat beliau memiliki anak diusia belia (7 tahun atau 13 tahun) Allah swt telah mengujinya melalui mimpi agar menyembelih putranya.
Nabi Ibrahim sosok ayah yang sabar tidak gegabah menerima dan melaksanakan perintah, beliau merenungkan dengan matang, apakah benar perintah dalam mimpi itu benar dari Allah swt. Maka peristiwa perenungan untuk mengambil sikap dari sebuah perintah inilah yang disebut dengan tarwiyah, Hari Tarwiyah.
Setelah nabi Ibrahim merenung dengan mendalam, kemudian Allah swt menyampaikan pengetahuan dan keyakinan bahwa perintah itu benar-benar dari Allah swt, maka hadirnya pengetahuan dan keyakinan inilah yang disebut dengan Arafah, hari ‘Arafah.
Dari keyakinan yang mantap ini, Nabi Ibrahim pun tidak serta merta bersikap otoriter terhadap anak dan istrinya dalam menjalankan perintah Allah swt. Tapi beliau memberikan pemahaman kepada istri beliau serta mengajak berdiskusi putra beliau, Nabi Ismail. Sampai keluarga beliau benar mantab aqidahnya bahwa perintah itu dari Allah swt. sebagaimana Allah swt berfirman;
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعۡىَ قَالَ يٰبُنَىَّ اِنِّىۡۤ اَرٰى فِى الۡمَنَامِ اَنِّىۡۤ اَذۡبَحُكَ فَانْظُرۡ مَاذَا تَرٰىؕ قَالَ يٰۤاَبَتِ افۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُ سَتَجِدُنِىۡۤ اِنۡ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيۡنَ
Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”
Setelah nabi Ibrahim telah memberikan pengetahuan dan kemantapan aqidah kepada istri dan anak beliau, Nabi Ismail. Datanglah syaitan mengggoda, agar tidak melaksanakan menyembelih putranya, Ismail. Syaithan tidak mampu menggoda, bahkan setan dilempar batu, maka peristiwa ini disebut dengan balang (lempar) jumrah.
Ma’asyirol Mukminin Rohimakumllah Jama’ah sholat Idul Adha.
Selain menanamkan nilai aqidah, bersikap kasih-sayang dan tidak otoriter dalam membina keluarga, beliau menempatkan keluargnya ditempat (lingkungan) yang tepat, aman dekat dengan Allah swt (masjid).
Saat pertama kali Nabiyullah Ibrahim as. diperintahkan oleh Allah swt untuk berhijrah ke tempat yang tandus dari Palestine ke Makkah, Nabi Ibrahim beserta keluarga dengan penuh kepasrahan melaksanakan perintah Allah swt. Ditempat yang tandus Makkah itu, Nabi Ibrahim diperintahkan Allah swt mencari batu kecil yang dibawa Nabi Adam dari surga diantara tumpukan bebatuan kecil (krikil) yang terletak diantara bebukitan sembari berkeliling 7 kali, peristiwa inilah yang dinamakan dengan Thowaf.
Setelah menemukan batu hajar aswad, Bersama Nabi Ismail beliau membangun Kembali ka’bah, ditata dengan batu sebagai pijakan, batu pijakan itu kemudian dikenal dengan maqam Ibrahim. Kemudian Allah swt memerintahkan nabi Ibrahim untuk melaksanakan shalat disamping maqam Ibrahim.
Setelah selesai membangun Kembali ka’bah nabiyullah Ismail merasakan lelah yang amat sangat, maka nabi Ibrahim menidurkan Nabiyullah Ismail dengan menyandarkan kepala beliau diatas batu dan tepat dibawah jalan air atap ka’bah, yang saat ini disebut dengan hijir ismail, ditempat inilah kita disunnah melaksanakan sholat sunnah muthlak dan bedoa kepada Allah swt. Karena ditempat ini termasuk tempat yang mudah diijabahi Allah swt. sebagaimana firman Allah swt.
وَاِذۡ جَعَلۡنَا الۡبَيۡتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمۡنًا ؕ وَاتَّخِذُوۡا مِنۡ مَّقَامِ اِبۡرٰهٖمَ مُصَلًّى ؕ وَعَهِدۡنَآ اِلٰٓى اِبۡرٰهٖمَ وَاِسۡمٰعِيۡلَ اَنۡ طَهِّرَا بَيۡتِىَ لِلطَّآٮِٕفِيۡنَ وَالۡعٰكِفِيۡنَ وَالرُّکَّعِ السُّجُوۡدِ
Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka’bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang iktikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud!”
Ma’asyirol Mukminin Rohimakumllah.
Yang terakhir, bagaimana beliau menjadikan keluarga beliau menjadi keluarga yang Sakina mawaddah dan memiliki keturunan yang sholih-ah. Beliau senantiasa meminta (berdo’a) kepada Allah swt agar dikarunia keturunan yang mendatangkan ketentraman (qurrota a’yun), dengan doa
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامً
keturunan yang senantiasa mengabdikan dan memasrahkan hidupnya kepada Allah swt dengan do’a.
رَبَّنَا وَاجۡعَلۡنَا مُسۡلِمَيۡنِ لَـكَ وَ مِنۡ ذُرِّيَّتِنَآ اُمَّةً مُّسۡلِمَةً لَّكَ وَاَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبۡ عَلَيۡنَا ۚ اِنَّكَ اَنۡتَ التَّوَّابُ الرَّحِيۡمُ
Beliau juga berdoa agar keturunan beliau dijadikan keturunan yang ahli sholat (mencitai sholat) dengan doa
رَبِّ اجۡعَلۡنِىۡ مُقِيۡمَ الصَّلٰوةِ وَمِنۡ ذُرِّيَّتِىۡ ۖ رَبَّنَا وَتَقَبَّلۡ دُعَآءِ
رَبَّنَا اغۡفِرۡ لِىۡ وَلـِوَالِدَىَّ وَلِلۡمُؤۡمِنِيۡنَ يَوۡمَ يَقُوۡمُ الۡحِسَابُ
Menjadikan keluarga yang membawa berkah membutuhkan perjuangan yang luar biasa, karena berawal dari keluargalah kita akan mendapatkan kehidupan yang menghadirkan keberkahan bagi masyarakat sekitar, mengantarkan kesuksesan dunia-akhirat, dan ketentraman bathin kita,
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Penulis : Ahmad Zain Fuad