Bab pertama Kitab At-Tibyan Fi Adaabi Hamalatil Qur’an (At-Tibyan) Imam An-Nawawi menguraikan tentang Keutamaan membaca dan menghafal Al-Qur’an.
Allah Swt. berfirman dalam Qur’an Surat Fathir ayat 29-30,
.إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُوا۟ مِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَٰرَةً لَّن تَبُورَ. لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ غَفُورٌ شَكُورٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian dari Rizki yang kami anugrahkan dari rizki yang kami anugrahkan kepada mereka , dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungghnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensykuri“. (QS. 35 Faathir :29-30).
Maksud ayat tersebut sebagaimana dalam Tafsir Kemenag RI, Allah menyebutkan sebagian tanda orang yang takut kepada-Nya. Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah, yakni Al-Qur’an, lalu mereka mengkaji dan mengamalkan kandungannya, dan melaksanakan salat dengan sempurna syarat dan rukunnya, dan menginfakkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada-Nya dengan diam-diam dan terang-terangan, baik dalam keadaan lapang maupun sempit, mereka itu mengharapkan perdagangan dengan Allah yang tidak akan pernah rugi, agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karunia-Nya. Sungguh, Allah maha pengampun segala khilaf dan dosa, maha mensyukuri, yakni memberi pahala atas perbuatan baik hamba-Nya, memaafkan kesalahannya, menambah nikmat-Nya, dan sebagainya.
Usai memberi janji pahala yang sempurna bagi orang-orang yang selalu membaca dan mengamalkan Al-Qur’an, Allah lalu menyusuli-Nya dengan penegasan bahwa Al-Qur’an itu adalah benar-benar wahyu dari Allah. Dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu, wahai nabi Muhammad, yaitu kitab Al-Qur’an, itulah yang benar; tidak ada sedikit pun kebatilan dan keraguan di dalamnya; ia juga membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya bahwa kitab-kitab itu berasal dari Allah. Sungguh, Allah benar-benar maha mengetahui, maha melihat keadaan hamba-hamba-Nya.
Keutamaan membaca Al-Qur’an sebagaimana dalam ayat tersebut adalah Allah swt akan memberikan pahal bagi siapa saja membacanya, mengkaji dan mengamalkan kandunganya. diantara isi kandungan Al-Qur’an adanya perintah melaksanakan sholat dan infaq.
Wujud dari pengamalan isi kandungan Al-Qur’an adalah melaksanakan sholat dengan sungguh-sungguh sesuai dengan syarat dan rukunnya sholat. selain itu menginfaqkan sebagian rizki yang Allah swt anugrahkan, baik diinfaqkan secara terang-terangan mapun sembunyi-sembunyi dengan niat mengadakan perniagaan dengan Allah semata (Ridlo)), maka Allah akan memberikan anugrah pahala yang tidak terbatas (sempurna), dan Allah akan mengampuni semua dosa-dosanya.
dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Abu Abdillah bin Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim Al-Bukhory dari Sayyidina Utsman bin Affan Ra. rasulillah saw bersabda :
عن عثمانَ بن عفانَ رضيَ اللَّه عنهُ قال : قالَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « خَيركُم مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعلَّمهُ » رواه البخاري
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkanya“.
Melalui Hadits ini, para ulama menyampaikan tentang kemulyaan orang-orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkanya.
Mempelajari Al-Qur’an meliputi banyak hal; Ilmu Al-Qur’an, tafsir, tajwid dan masih banyak lagi cabang-cabang ilmu dalam mempelajari Al-Qur’an, namun diantara semua cabang ilmu yang sudah dipahami, maka akan mendapatkan keutamaan lebih jika ilmu di ajarkan kepada orang lain. (ZN)