Baru-baru ini ada sekelompok pemuda yang menghina Kitab tafsir Ibnu Katsir dan Kitab Al-Qusyairiyah, bahkan mereka merobek-merobek, membakarnya dan mengatakan hal-hal yang tidak pantas kepada muallif kedua kitab ini.
Baca juga : https://www.hwmi.or.id/2022/09/saya-heran-kok-membakar-tafsir-ibnu.html
Sebagaimana dalam potongan video tersebut ia mengatakan, “Ini saya bawa kitab, dua kitab tafsir Alquran. Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Qusyairiyah, Sebenarnya, Alquran itu harusnya dipelajari langsung. Nanti kita belajar langsung kepada ke Alquran, kita langsung belajar kepada Allah melalui Alquran dan sunnah” kemudian ia melanjutkan “Kitab-kitab seperti ini ndak perlu ada. kitab kitab seperti ini menyesatkan umat. kenapa saya bilang menyesatkan umat. Jadi menurut pribadi-pribadi seseorang. Ini tafsir Ibnu Katsir, ini Risalah Qusyairiyah,”
Hal semacam ini tentu sangat miris sekali, apa jadinya jika seseorang ingin memahami isi kandungan Al-Qur’an tanpa melalui ‘ulama’? bagaimana ia bisa memahami maksud ayat jika tanpa memahami ilmu-ilmu yang menjelaskan tentang ayat tersebut yakni ilmu tafsir? Bagi umat Islam yang paham agamanya dan pernah mengaji, pasti menganggap apa yang mereka lakukan menunjukkan kebodohanya dan dangkal sekali pemahaman ke islamanya, walaupun dalam video tersebut ia merasa paling mengerti tentang Al-Qur’an dan As-sunnah.
Lantas apa sebenarnya Ilmu Tafsir?
Ilmu Tafsir merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting dan menempati tempat yang sangat luhur bagi umat Islam, karena didalamnya terdapat ilmu agung memahami makna dan kandungan Al-Qur’an secara benar dan utuh. Dimana para ulama’ (Mufassir) dalam menuliskanya ditulis dengan teliti dan sistematis.
Didalam kitab Itmamud Dirayah karangan Imam ‘Abdurrahman bin Kamaluddin Abu Bakar bin Muhammad bin Sabiquddin, Jalaluddin as-Suyuthi menjelaskan, Ilmu Tafsir adalah sebuah cara memahami Al-Qur’an yang mencakup hal-hal penting dalam memahami Al-Qur’an, diantaranya : Sebab-sebab turunya Al-Qur’an (seperti Ayat Makkiyah atau Madaniyah,dll), Sanad-nya (mutawatir, ahad,dll), Lafal-nya (huruf mad,idhgam,dll), makna ayat-nya (Majaz, hakikat, muradif,dll) serta hukum-nya (umum dan khusus, nasakh-mansukh,dll).
Dari sedikit penjelasan tentang makna ilmu tafsir, siapapun pasti mengerti bahwa tidak mungkin seseorang mampu memahami Al-Qur’an tanpa menapaki tangga pemahaman dari ‘ulama-‘ulama terdahulu yang masa hidupnya lebih dekat dengan para sahabat dan para sahabat dekat dengan Rasululah saw.
Seseorang bisa memahami bagaimana Rassulullah saw menyampaikan kepada para sahabat dan ‘ulama-ulama terdahulu merekam ilmu dari para sahabat dan tabi’in dalam memahami wahyu agung Al-Qur’anul Karim, tentu melalui Kitab, salah satunya Ilmu Tafsir. Bagaimana mungkin seseorang bisa mengatakan ilmu tafsir adalah ilmu menyesatkan? Semoga mereka mendapatkan Hidayah, kita semua diselamatkan oleh Allah swt dari fitnah akhir zaman, Amiin.
Penulis : Ahmad Zain Fuad